Pengertian Toxic Friendship
- Suzzane (2015)
- Gilliard (2016: 2)
- Yeger (2006: 29-31)
Arti toxic friendship menurut Yager (2006: 29-31) merupakan suatu lingkaran atau hubungan perhabatan yang semu, karena mereka seringkali menunjukan perilaku yang merusak dan berbahaya serta hanya mementingkan dirinya sendiri.
Maksud dari persahabatan yang semu juga dapat diartikan sebagai upaya hubungan pertemanan yang di dalamnya tidak adanya rasa untuk saling berbagi, kebersamaan, kasih sayang satu sama lainnya serta banyak memberikan dampak yang buruk.
Ciri-Ciri Toxic Friendship Menurut Yager
Pengertian di atas merupakan langkah anggap saja itu sebagai langkah awal kita dalam memahami tentang teman yang beracun. Karena di sisi lain kita juga harus mengenal ciri-ciri dari hubungan pertemanan yang tidak sehat itu, sebagai upaya memahami lebih jauh tentang toxic friendship.
Lantas apa saja ciri-ciri perilaku toxic friendship? Mengenai hal ini menurut (Yager, 2006: 88-89) menyebutkan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri teman beracun yang telah dirinci olehnya, sebagaimana hal ini akan duraikan yaitu sebagai berikut:
- Pengkritik
Tanda-tanda teman yang beracun salah satunya adalah mereka mempunyai sifat pengkritik, dan ini bukan dengan tujuan untuk memotivasi sesorang melainkan untuk menjatuhkan. Hal itu dilakukan mereka seperti tidak menghargai karya atau prestasi seseorang karena cemburu atau iri.
Perilaku itu sering muncul akibat dari situasi dimana mereka tidak bisa mencapai sesuatu sebagaimana orang lain melakukannya. Sehingga cara mereka mengkritik adalah bagian dari niat untuk merendahkan temannya, walaupun dalam hatinya mengakui pencapain temannya tersebut.
- Tidak ada Empati
Cir-ciri teman toxic berikutnya adalah katiadaan rasa empati dalam dirinya kepada teman-temannya. Mereka tidak pernah berupaya untuk bagaimana memahami orang lain, tidak pernah mengetahui apa yang baik bagi temannya. Sehingga perasaan untuk saling membantu sesamanya itu bahkan tidak ada di dalam diri mereka.
- Keras Kepala
Kemudia ciri-ciri dari teman toxic yang lain adalah keras kepala, artinya mereka tidak mau mendengar saran atau kata-kata dari orang lain. Seakan dalam diri mereka terdapat pendirian bahwa mereka tidak mungkin salah, punya ciri-ciri sebagai orang yang tidak mau mengalah dan tidak mau meminta pertolongan dari teman-temannya.
Penyebab Toxic Friendship
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri mengenai toxic friendship yang sudah dijelaskan di atas, mungkin hal itu memberikan kita banyak pertanyaan tentang apa penyebab dari teman sehingga mereka berperilaku toxic kepada orang lain yang menjadi temannya?
Untuk menjawab pertanyaan di atas tentang apa penyebab toxic friendship? Menurut Yager (2006: 137-144) mengemukakan bahwa ada beberapa penyebab terjadinya teman melakukan perilaku toxic, sebagaimana yang akan diuraikan yaitu sebagai berikut:
- Rasa Percaya Diri Rendah
Menurut Yager (2006: 137) salah satu dari penyebab teman berperilaku toxic adalah karena mereka memiliki kepercayaan diri yang rendah. Seringkali mereka cenderung merasakan bahwa dirinya tidak pantas menjadi sahabat bagi orang lain dan cenderung merasa dirinya banyak kekurangan yang sangat berlebihan, sehingga teman-temannya menjauh darinya.
Tidak hanya itu perasaan merendahkan diri yang berlebihan ini juga akan berdampak pada perilaku sebaliknya, yaitu cenderung juga merendahkan orang lain yang menjadi temannya. Apabila hal ini terus berlangsung, maka mereka cenderung memilih perilaku negatif seperti menyabotase hubungan persahabatan atau tidak akan menjalinnya lagi.
- Tantangan Keakraban
Maksudnya setiap hubungan tentunya pasti memliki adanya tantangan-tantang tertentu, yang kemudian dapat memicu pada perilaku setiap orang yang menjalin hubungan khusunya pertemanan juga akan sangat berpengaruh. Apabila kita tidak mampu melewati hal ini maka akan memicu perilaku toxic dalam hubungan itu.
- Kurang Memahami Isyarat
Artinya dalam membangun hubungan tentu kita selalu berinteraksi satu sama lain seperti saling berkomunikasi. Hal ini juga membuat kita seringkali bertukar ide, bercerita pengalaman dan sebagainya yang membuat kita saling mengenal satu sama lainnya.
Di sisi lain jika hubungan itu dilakukan dengan komunikasi atau cara memahami isyarat yang buruk dapat membuat kita berperilaku negatif atau toxic. Sehingga hal itu dapat merusak hubungan pertemanan atau tindakan-tindakan penghianatan.
- Depresi
Untuk sementara kita dapat mengartikan depresi sebagai kondisi medis berupa suasan hati yang buruk dan cenderung berkepanjangan seperti mood yang sering berubah-ubah cemas atau gelisah. Menurut Yager (2006: 141-142) orang yang mengalami depresi dapat memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar, tidak terkecuali pada hubungan persahabatan.
Kemudian teman yang menjadi penderita depresi dapat bertingkah laku cenderung berbahaya walaupun pada sahabatnya sendiri. Misalnya tindakan pengkhianatan suka berbohong, pemarah dan lain sebagainya.
- Tempramen
Tempramen dapat diartika sebagai suatu kepribadian yang cenderung tidak peduli pada apa yang telah dilakukan kepada orang lain, walaupun hal itu dapat berdampak buruk pada mereka. Menurut Yager (2006: 143-144) tempramen ini adalah ciri teman toxic yang mudah melakukan tindakan pengkhianatan, dan menganggap semuannya baik-baik saja.
Baca Juga:
- Toxic Relationship: Berikut ini Pengertian Toxic Relationship Menurut Para Ahli, Ciri-Ciri Perilaku Toxic dan Dampaknya
- Apa Alasan Orang Bertahan dalam Hubungan Toxic? Berikut ini Pengalaman Hubungan Toxic dan Cara Keluar Dari Hubungan Beracun.
Dampak Toxic Friendship
Pada pembahasan sebelumnya kita diajak untuk mengetahui tentang apa itu toxic friendship beserta ciri-cirinya? Namun yang perlu diketahui suatu tindakan tertentu pastinya memiliki dampak, lantas apa dampak dari perilaku teman yang toxic?
Mengenai pertanyaan di atas menurut (Yager, 2006: 93-116) mengemukakan bahwa terdapat beberapa dampak dari toxic friendship yaitu kompetisi berlbihan, kecemburuan, balasa dendam, kemarahan, pengkhianatan dan persaan insecure. Kemudian hal ini akan diuraikan, yaitu sebagai berikut:
- Kompetisi Berlebih
Sebenarnya kompetisi adalah hal yang normal dan wajar dalam kehidupan, namun yang menjadi persoalannya adalah tentang suatu kompetisi berlebihan. Karena hal itu dapat berdampak buruk pada suatu hubungan, khusunya pertemanan.
Kompetisi berlebihan sebagai dampak dari toxic friendship adalah adanya sikap saling menjatuhkan satu sama lain, ketiadaan sikap saling menghargai serta minimnya perasaa peduli. Di sisi lain dampak dari pertemanan yang toxic adalah tidak saling mengapresiasi keberhasilan temannya.
- Kecemburuan
Menurut Yager (2006: 103-107) adanya sifat cemburu merupakan langkah awal bagi ketidakharmonisan suatu hubungan. Sebagaimana pada kompetisi berlebihan yang menghasilkan sifat cemburu dalam pertemanan toxic, serta sifat ini membuat upaya pada orang lain untuk selalu merasa buruk.
- Balas Dendam
Dampak dari hubungan pertemanan yang toxic adalah salah satunya adanya upaya untuk balas dendam. Sikap ini timbul karena kompetisi yang berlebihan dan adanya perasaan cemburu atau iri, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Menurut Yager (2006: 95-97) upaya balas dendam ini juga merupakan perasaan tidak berdaya dan kemudian suatu keinginan agar orang lain bisa menyukai, menginginkan atau mengakui diri mereka.
- Kemarahan
Dampak dari toxic friendship adalah salah satunya adanya kemarahan pada diri seseorang. Hal ini bisa saja muncul ketika kompetisi yang berlebihan, cemburu dan balas dendam yang dirasa kurang berarti. Sehingga kemarahan ini juga dapat mendimbulkan perilaku negatif karena emosi yang tidak terkontrol.
- Penghianatan
Dampak berikutnya dari hubungan pertemanan yang beracun atau tidak sehat adalah tindakan pengkhianatan. Sikap ini merupakan bagian akhir dari kompetisi berlebihan, cemburu, balas dendam dan kemarahaan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Adanya sikap pengkhianatan juga karena seseorang dalam diri sesorang merasa tidak mempunyai kemampuan untuk mengakui prestasi teman sendiri, serta perasaan kecewa karena prestasi yang dimiliki tidak sebanding dengan teman sendiri.
- Insecure (Rasa tidak Aman)
Menurut Greenberg (2015) dalam Riveni (2021) mendefiniskan insecure adalah perasaan di mana dipengaruhi oleh masa kecil yang dimiliki, trauma masa lalu, pengalaman akan kegagalan dan penolakan, kesendirian, kecemasan sosial, pandangan negatif akan diri sendiri, perfeksionis, atau mempunyai orang tua atau pasangan yang pengkritik.
Referensi
Maxwell, S.M. 2015. An Exploration of Human Resource Personnel and Toxic Leadership. Walden University.
Wajdi, Riveni. 2021. Perilaku Komunikasi Toxic Relationship dengan Teman Sebaya. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makasar.
Yager, Ph. D. Jan. 2006. When Friendship Hurts Mengatasi Teman Berbahaya dan Mengembangkan Persahabatan yang Menguntungkan. Diterjemahkan oleh Arfan Achyar. Agro Media Pustaka, Tenggerang.
Post a Comment