Definisi kepribadian telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan berbagai macam pendekatan, yang kemudian menghasilkan beberapa perspektif atau bidang kajian dalam memahami tentang apa itu kepribadian?
Kepribadian menurut Allport (dalam Feist & Feist, 2008: 327-328) diartikan sebagai pengorganisasian dinamis pada diri individu dalam menentukan penyesuaian dengan lingkungan sekitarnya, baik itu secara sistem psikofisiknya.
Gambar. Mengenal teori, sejarah, komponen dan dimensi big five personality (kepribadian lima besar). Sumber. pixabay.com |
Dengan demikian pengertian kepribadian bisa dipahami sebagai keseluruhan pada diri seseorang tentang cara mereka bereaksi dan berinteraksi terhadap lingkungannya maupun orang lain. Namun pendekatan dalam teori kepribadian ini juga beragam seperti psikonalisis, psikodinamis dan sebagainya.
Selain dari banyaknya pendekatan tersebut, ada juga pemahaman tentang kepribadian manusia berdasarkan pada trait atau pendekatan sifat. Sebagaimana pada teori kepribadian lima besar atau big five personality.
Untuk itu pada pembahasan ini kita akan mencoba mengenal lebih jauh tentang apa itu kepribadian lima besar (big five personality), beserta komponen-komponen dan dimensi-dimensinya dalam teori kepribadian tersebut.
Pengertian dan Sejarah Kepribadian Big Five
Teori big five adalah salah satu pendekatan dalam memahami kepribadian berdasarkan pada lima dimensi. Namun konsep ini sebenarnya tidak berdiri sekaligus, melainkan mempunyai beberapa alur sejarah yang menerangkan beberapa dimensi tersebut.
Sebenarnya kepribadian big five sudah dibicarakan oleh Allport dan Odbert di tahun 1930. Namun Lewis Goldberg lah yang pertama menggunakan istilah big five, ketika menjelaskan tentang analisis faktor atas sifat kepribadian, (Feist & Feist, 2009).
Kemudian pada akhir tahun 1970 dan awal 1980 Costa dan McCrae membangun keprbidadian big five berdasarkan klasifikasi terkait trait atau sifat dari kepribadian. Pada awalnya, Costa dan McCrae (1985) dalam (Feist & Feist, 2009) masih berbicara dengan beberapa tahapan dimensi seperti Neuroticism (N) dan Extraversion (E) sebagai fokus awal mereka.
Kemudian setelah itu mereka juga mulai berfokus pada Openness to Experience (O), yang merupakan sebagai dimensi ketiga dari kepribadian big five. Memang McCrae & Costa awalnya masih berfokus pada tiga dimensi tersebut.
Pada tahun 1985 membuat laporan tentang lima studi kepribadian yang dikenal dengan sebutan NEOPI. Kemudian menambahkan dua faktor lagi yaitu Agreeableness (A) dan Conscientiousness (C) yang disebut NEO-PI-R atau The Neuroticism Extraversion Openness-Personality Inventory Revised.
Bahkan studi kepribadiaan ini masih memilki item yang cukup panjang terdiri dari 240 item, dan hal ini akan dibahas pada pembahasan selanjutnya. Di sini kita akan mengenal secara singkat dari sejarah kepribadian big five, kemudian komponen-komponennya serta dimensi dari kepribadian big five.
Baca Juga:
- Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli Dan 10 Ranah Kepribadian Dalam Psikologi.
- Mengenal Ciri-Ciri Kepribadian Menurut Para Ahli, Serta Jenis-Jenis Kepribadian Yang Sehat Dan Sakit Dalam Pendekatan Psikologi.
Komponen Kepribadian Big Five
Sebelum memahami dimensi-dimensi teori kepribadian big five alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang beberapa komponen yang ada dalam jenis teori kepribadian ini. Mengacu pada (Feist & Feist, 2008: 365-368) dalam teori kepribadian big five memprediksi perilaku berdasarkan pada tiga komponen inti atau sentral dan tiga komponen periferal. Adapun penjelasan dari keduua komponen ini akan diuraikan, yaitu sebagai berikut:
1. Komponen Inti atau Sentral
Pada komponen sentral itu sendiri terdiri dari apa yang disebut sebagai kecenderungan-kecenderungan dasar, adaptasi-adaptasi karakter, serta konsep diri. Kemudian penjelasan dari komponen ini akan diuraikan secara rinci, yaitu sebagai berikut:
a. Kecenderungan Dasar
Komponen kecenderungan dasar adalah suatu materi kasar atau substasi dasar dari kapasitas dan disposisi kepribadian yang pada umumunya lebih ke asumsi atau penyimpulan daripada membuat suatu observasi. Kecenderungan dasar ini juga bisa bersifat bawaan atau diwariskan atau terbentuk pada pengalaman usia dini, dimodifikasi oleh penyakit serta suatu intervensi psikologis.
Kemudian hal ini juga akan menentukan potensi dan arah dari seseorang, kadang dianggap bersifat stabil serta hanya mampu dipengaruhi oleh pengaruh internal. Kecenderungan dasar ini terdiri dari kemampuan kognitif, bakat artistik, dan proses psikologi yang melandasi pembelajaran suatu bahasa.
b. Adaptasi-Adaptasi Karakter
Manusia yang sadar akan keterhubungan dirinya terhadap lingkungannya, maka di situlah membutuhkan suatu adapatasi karakter. Sehingga hal ini lebih bersifat fleksibel yang tentu berbeda dengan kecenderungan dasar yang lebih bersifat stabil.
Adaptasi karakater bersifat fleksibel karena lebih dipengaruhi oleh pengaruh eksternal atau lingkungannya. Sehingga faktor-faktor yang dibutuhkan seperti kemampuan, kebiasaan, sikap dan hubungan yang selalu berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan sangatlah mempengaruhinya.
c. Konsep Diri
Konsep diri terkadang dimasukan dalam kategori adaptasi, namun karena dianggap ada beberapa penjelasan yang sangat penting sehingga memiliki tempatnya sendiri. Konsep diri adalah suatu pengetahuan tentang diri sendiri.
Konsep diri juga terkait dengan pendapat atau evaluasi terhadap diri dengan fakta-fakta sejarah tentang individu itu sendiri yang beragam. Atau tentang identitas diri yang di dalamnya tekait dengan suatu tujuan dalam dirinya dan koherensi hidupnya yang masuk akal.
Suatu keyakinan, sikap dan perasaan yang dimiliki oleh individu terhadap dirinya tentu juga akan menentukan cara mereka bertindak pada situasi tertentu, dan hal inilah yang kemudian dikatakan sebagai suatu konsep diri.
2. Komponen Sekunder atau Periferal
Pada komponen periferal terdiri dari dasar-dasar biologis, biografi objektif dan pengaruh-pengaruh eksternal. Kemudian penjelasan dari komponen ini akan diuraikan secara rinci, yaitu sebagai berikut:
a. Dasar-Dasar Biologis
Jika pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa komponen kecenderungan dasar itu bersifat bawaan atau diwariskan, hal ini karena sangat dipengaruhi oleh dasar-dasar biologis. Apa saja dasar-dasar biologis yang ada dalam komponen kepribadian big five? Yaitu terdiri dari gen, hormon dan struktur otak.
b. Biografi Objektif
Biografi objektif adalah suatu pikiran dan perasaan, atau apapun yang dilakukan oleh seseorang selama hidupnya. Sehingga hal itu akan menjadi suatu pengalaman hidup yang objektif tentang dirinya, dan bukanlah sesuatu yang berupa pandangan atau persepsi yang bersifat subjektif.
c. Pengaruh-Pengaruh Eksternal
Manusia sebagai makhluk sosial menjadikannya selalu berhubungan dengan individu lainnya, sehingga terdapat interaksi yang akan saling mempengaruhi satu sama lain dan kepribadiannya. Sebagaimana pada penjelasan komponen adaptasi-adaptasi karakter yang sudah dijelaskan sebelumnya, dangat dipengaruhi oleh faktor ekstenal.
Pengaruh faktor eksternal ini juga memberikan suatu respon tehadap adaptasi karakter seseorang. Sehingga dapa membentuk cara berperilaku dari setiap interaksi antara adaptasi karakter tersebut dengan pengaruh-pengaruh eksternal.
5 Dimensi Kepribadian Big Five
Selain komponen-komponen yang sudah dijelaskan di atas, sebenarnya penyebutan pada istilah kepribadian big five ini karena di dalamnya terdapat lima dimensi. Namun bukan berarti konsep ini menjelaskan bahwa kepribadian hanya terdiri lima jenis kepribadian saja.
Menurut (Ramdhani, 2012) penyebutan pada istilah tersebut mengacu pada suatu pengelempokan ciri-ciri di dalam llima kelompok besarnya saja, yang dikenal sebagai dimensi kepribadian big five. Menurut Golberg (1992) pengelompokan lima dimensi kepribadian ini, yaitu secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
1. Extraversion
Extraversion adalah dimensi kerpibadian big five yang lebih cenderung adanya semangat dan rasa antusias terhadap sikap mereka dalam membangun hubungan dengan orang lain. Dalam diri mereka terdapat emosi positif seperti merasakan adanya hal baik pada orang lain untuk berhubungan dengannnya.
Seseorang yang memiliki dimensi ektraversi tinggi lebih cenderung adanya afeksi, aktiv dan optimis dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Sehingga dengan memiliki emosi yang positif, mereka senang untuk menjalin atau mencari teman baru.
Sebaliknya individu yang memiliki ekstraversionnya rendah mereka lebih cenderung pemalu, pendiam, submisif dan tidak percaya diri. Mereka juga memilki emosi negatif dan itu membuat individu kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan atau kesulitan membangun hubungan dengan orang lain.
2. Agreeableness
Dimensi agreeableness adalah gambaran dari individu yang mempunyai ciri-ciri ketulusan ketika berbagi, adanya keramahan, dapat dipercaya dan mereka selalu menampilkan dirinya sebagai individu yang baik hati serta bisa diajak bekerja sama.
Dengan demikian individu dengan kepribadian agreeableness yang tinggi lebih cenderung memberikan kasih sayang, senang membantu orang lain, pemaaf, tidak egois, ketika berhubungan dengan orang lain.
Sebaliknya individu dengan kepribadian agreeableness yang rendah mereka lebih cenderung bersikap dingin, kejam dan konfrontatif. Sehingga sangat sulit untuk diajak bekerja sama dan rentan terlibat dalam konflik serta tidak mudah untuk mengalah.
3. Conscientiouness
Conscientiousness adalah dimensi yang menggambarkan keteraturan dan kedisiplinan dari kepribadian seseorang. Sehingga mereka juga dikenal sebagai individu yang bersungguh-sungguh atau kesungguhan hati dalam melakukan pekerjaan, bertanggung jawab serta dapat diandalkan.
Individu dengan kepribadian conscientiousness yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari, lebih cenderung dilihat sebagai orang yang tepat waktu, teliti dan berusaha menyelesaikan tugasnya. Sebaliknya mereka yang conscientiousness lebih cenderung mendunda-nunda sesuatu, ceroboh, kurang memiliki rasa bertanggung jawab dan tidak bisa diandalkan.
4. Neuroticism
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang dianggap lebih cenderung pencemas dan merupakan lawan dari individu yang memiliki kestabilan emosi (emotional stability). Kehadiran emosi pada orang neurotic juga cenderung negatif yang identik dengan rasa khawatir atau perasaan tidak aman, mudah gugup atau panik dan ketakutan berlebihan.
Individu dengan kepribadian neuroticism yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari lebih cenderung mudah gugup dan panik, ketika mereka diperhadapkan dengan masalah tertentu. Terkadang mereka juga memiliki kecerdasan emosional yang minim sehingga mudah marah-marah apabila situasi tidak sesuaai dengan keingginannya, bahkan tidak bisa mentoleransi kekecewaan dan konflik.
Baca Juga:
5. Openness to Experience
Openness to experience adalah dimensi kepribaadian big five yang menggambarkan keterbukaan wawasan dan orisinalitas ide pada individu. Artinya mereka terkenal dengan orang yang selalu terbuka atau senang dengan sesuatu yang baru, sehingga itulah yang membuat wawasan mereka menjadi luas.
Di sisi lain individu dengan openness yang tinggi juga senang dalam berbagi informasi baru, adanya kemauan dalam menciptakan hal-hal atau di luar kebiasaan baru dari pada yang itu-itu saja. Sebaliknya individu dengan openness yang rendah cenderung menutup diri, tidak berani mencoba hal baru atau tidak menyukai perubahan dan hal itu juga mereka dikenal sebagai orang yang pemikiran sempit.
Referensi
Feist, J & Feist, G.J. 2008. Theories of Personality (Edisi Keenam). Alih Bahasa: Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Golberg, L.R. 1981. Language and Individual Differences: The Search for Universals in Personality Lexicons. In L. Wheeler (Ed). Review of Personality and Social Psychology, 2, 141-165.
Goldberg, L.R. 1992. The Development of Markers for the Big-Five Factor Structure. Psychological Assessment, 4 (1), 26-42.
Pervin, L.A. & John, O.P. 2001. Handbook of Personality: Theory and Research. New York: The Guildford Press.
Ramdhani, N. 2012. Adaptasi bahasa dan budaya big five inventory. Jurnal Psikologi, Vol. 39. No. 2. Hal. 189-207.
Post a Comment